STADIUM KANKER SERVIKS
Setelah diagnosis kanker serviks ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan histopatologi jaringan biopsi, dilanjutkan dengan
penentuan stadium. Stadium kanker serviks ditentukan melalui pemeriksaan klinik
dan sebaiknya pemeriksaan dilakukan di bawah pengaruh anesthesia umum. Stadium
tidak dipengaruhi adanya penyebaran penyakit yang ditemui setelah tindakan
bedah atau setelah diberikan tindakan terapi. Penentuan stadium ini harus
mempunyai hubungan dengan kondisi klinis, didukung oleh bukti-bukti klinis dan
sederhana.
Penentuan stadium kanker serviks menurut Federation of
Gynecology and Obstetrics (FIGO) masih berdasarkan pada pemeriksaan klinis
praoperatif ditambah dengan foto toraks serta sistoskopi dan rektoskopi.
Penggunaan alat bantu diagnostik seperti CT-scan, MRI, ataupun PET tidak
dijadikan standar karena sebagian khusus berada di Negara berkembang dengan
fasilitas peralatan kesehatan yang masih minim. Sekali stadium ditetapkan tidak
boleh berubah lagi walau apapun hasil akhir terapi yang diberikan.
Temuan dengan pemeriksaan CT-scan, MRI, atau PET tidak
mengubah stadium, tetapi dapat digunakan sebagai informasi untuk rencana terapi
yang akan dilakukan. Kecurigaan adanya anak sebar ke kelenjar getah bening
pelvis atau para aorta (adenopati) jangan dilanjutkan dengan biopsi kelenjar
karena terlalu bahaya.
Stadium Ia yang hanya dapat diketahui dari pemeriksaan
mikroskopik, ke dalam invasi sel tumor ke stroma diukur dari membran basalis
atau permukaan kelenjar dari mana tumor ini berasal. Adanya invasi sel tumor ke
dalam pembuluh darah atau limfe tidak mempengaruhi stadium.
Stadium kanker serviks menurut FIGO 2000
Stadium
0 Karsinoma in situ,
karsinoma intra epithelial
Stadium I Karsinoma masih terbatas di serviks (penyebaran ke korpus uteri diabaikan).
Stadium Ia Invasi kanker ke stroma hanya dapat dikenali secara mikroskopik, lesi yang dapat dilihat secara langsung walau dengan invasi yang sangat superficial dikelompokkan sebagai stadium Ib. Kedalaman invasi ke stroma tidak lebih dari 5 mm dan lebarnya lesi tidak lebih dari 7 mm.
Stadium Ia1 Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih dari 3 mm dan lebar tidak lebih dari 7 mm.
Stadium Ia2 Invasi ke stroma dengan kedalaman lebih dari 3 mm tapi kurang dari 5 mm dan lebar tidak lebih dari 7 mm.
Stadium Ib Lesi terbatas di serviks atau secara mikroskopik lebih dari Ia.
Stadium Ib1 Besar lesi secara klinis tidak lebih dari 4 cm.
Stadium Ib2 Besar lesi secara klinis lebih dari 4 cm.
Stadium II Telah melibatkan vagina ttapi belum sampai 1/3 bawah atau infiltrasi ke parametrium belum mencapai dinding panggul.
Stadium IIa Telah melibatkan vagina tapi belum melibatkan parametrium.
Stadium IIb Infiltrasi ke parametrium, tetapi belum mencapai dinding panggul.
Stadium III Telah melibatkan 1/3 bawah vagina atau adanya perluasan sampai dinding panggul. Kasus dengan hidroneprosis atau gangguan fungsi ginjal –dimasukkan dalam stadium ini, kecuali kelainan gijal dapat dibuktikan oleh sebab lain.
Stadium IIIa Keterlibatan 1/3 bawah vagina dan infiltrasi parametrium belum mencapai dinding panggul.
Stadium IIIb Perluasan sampai dinding panggul atau adanya hidroneprosis atau gangguan fungsi ginjal.
Stadium IV Perluasan ke luar organ reproduktif.
Stadium IVa Keterlibatan mukosa kandung kemih atau mukosa rektum.
Stadium IVb Metastase jauh atau telah keluar dari rongga panggul.
Stadium I Karsinoma masih terbatas di serviks (penyebaran ke korpus uteri diabaikan).
Stadium Ia Invasi kanker ke stroma hanya dapat dikenali secara mikroskopik, lesi yang dapat dilihat secara langsung walau dengan invasi yang sangat superficial dikelompokkan sebagai stadium Ib. Kedalaman invasi ke stroma tidak lebih dari 5 mm dan lebarnya lesi tidak lebih dari 7 mm.
Stadium Ia1 Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih dari 3 mm dan lebar tidak lebih dari 7 mm.
Stadium Ia2 Invasi ke stroma dengan kedalaman lebih dari 3 mm tapi kurang dari 5 mm dan lebar tidak lebih dari 7 mm.
Stadium Ib Lesi terbatas di serviks atau secara mikroskopik lebih dari Ia.
Stadium Ib1 Besar lesi secara klinis tidak lebih dari 4 cm.
Stadium Ib2 Besar lesi secara klinis lebih dari 4 cm.
Stadium II Telah melibatkan vagina ttapi belum sampai 1/3 bawah atau infiltrasi ke parametrium belum mencapai dinding panggul.
Stadium IIa Telah melibatkan vagina tapi belum melibatkan parametrium.
Stadium IIb Infiltrasi ke parametrium, tetapi belum mencapai dinding panggul.
Stadium III Telah melibatkan 1/3 bawah vagina atau adanya perluasan sampai dinding panggul. Kasus dengan hidroneprosis atau gangguan fungsi ginjal –dimasukkan dalam stadium ini, kecuali kelainan gijal dapat dibuktikan oleh sebab lain.
Stadium IIIa Keterlibatan 1/3 bawah vagina dan infiltrasi parametrium belum mencapai dinding panggul.
Stadium IIIb Perluasan sampai dinding panggul atau adanya hidroneprosis atau gangguan fungsi ginjal.
Stadium IV Perluasan ke luar organ reproduktif.
Stadium IVa Keterlibatan mukosa kandung kemih atau mukosa rektum.
Stadium IVb Metastase jauh atau telah keluar dari rongga panggul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar