RADIOTERAPI PADA KANKER SERVIKS
Kanker
serviks merupakan salah satu kanker terganas yang ada. Kanker serviks atau
kanker leher rahim diberitakan sebagai penyebab kematian no. 1 di Indonesia.
Setidaknya setiap 2 menit ada 1 orang di dunia yang meninggal karena kanker
serviks. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode untuk mengobatinya.
Radioterapi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan. Radioterapi
merupakan terapi yang menggunakan radiasi pengion untuk mengobati kanker. Radiasi
pengion tersebut dapat berasal dari sumber radioaktif maupun mesin linear
accelerator. Metode radioterapi yang digunakan dapat berupa radioterapi
eksternal ataupun brakiterapi. Dengan radioterapi ini diharapkan pasien dapat sembuh
ataupun mengurangi rasa sakit pasien yang mengalami kanker.
Radioterapi
adalah penggunaan radiasi pengion dalam upaya mengobati penderita kanker.
Prinsip radioterapi adalah mematikan sel kanker dengan memberikan dosis yang
tepat pada volume tumor/target yang dituju dan menjaga agar efek radiasi pada
jaringan sehat disekitarnya tetap minimum. Radiasi akan merusak sel-sel kanker
sehingga proses multiplikasi ataupun pembelahan sel-sel kanker akan terhambat.
Tujuan radioterapi adalah untuk pengobatan secara radikal, sebagai terapi
paliatif yaitu untuk mengurangi dan menghilangkan rasa sakit atau tidak nyaman
akibat kanker dan sebagai adjuvant yakni bertujuan untuk mengurangi risiko
kekambuhan dari kanker. Dengan terapi yang dilakukan maka akan semakin banyak
sel kanker yang mati dan tumor akan mengecil. Sel-sel kanker yang mati akan
hancur, dibawa oleh darah dan diekskresi keluar dari tubuh. Sebagian besar
sel-sel sehat akan bisa pulih kembali dari pengaruh radiasi. Tetapi
bagaimanapun juga, kerusakan yang terjadi pada sel-sel yang sehat merupakan
penyebab terjadinya efek samping radiasi. Radiasi mempunyai efek yang sangat
baik pada jaringan yang membelah dengan cepat.
Dosis dari
radiasi ditentukan dari ukuran, luasnya, tipe, dan stadium tumor bersamaan dengan
responnya terhadap radioterapi.
Jenis-jenis
radioterapi untuk kanker serviks :
- Eksternal : terdapat jarak antara sumber radiasi dengan kulit penderita dengan Cobalt 60 atau linear accelerator. Linear accelerator ditujukan ke area panggul. Biasanya diberikan 5 hari, @beberapa menit per hari dalam seminggu selama 5-6 minggu.
- Brachiterapi : sumber radiasi ditempelkan pada tumor.
Radioterapi
Eksternal
Radioterapi
Eksternal Seluruh Panggul (whole pelvis)
Radioterapi
eksternal pada seluruh panggul (whole pelvis radiation) dapat digunakan
untuk radioterapi kanker serviks. Kebijakan apakah metastatis limfonodi
dimasukkan dalam target volume lapangan radioterapi eksternal whole pelvis
tergantung pada derajat histology, stadium tumor primer, pola infiltrasi tumor,
pola metastatis jauh. Dosis maksimum yang digunakan tergantung dari dosis toleransi
maksimal jaringan normal yang berada di panggul. Faktor yang mempengaruhi
besarnya dosis radiasi eksternal whole pelvis adalah umur penderita,
beberapa keadaan yang menyebabkan turunnya dosis toleransi. Bagian superior
panggul secara normal terisi oleh usus halus ileum yang bergerak bebas dengan
dosis toleransi maksimum adalah 4 Gy dan 50 Gy dalam 4,5 – 5 minggu, sehingga
dosis radiasi maksimum whole pelvis tidak boleh melebihi dosis toleransi usus
halus sebesar 45 Gy – 50 Gy.
CT scan
panggul menunjukkan vesica urinaria yang penuh terbukti dapat mendorong usus
halus ke superior, keluar lapangan radiasi whole pelvis, sehingga
disarankan pada saat radiasi whole pelvis, sebaiknya vesica urinaria
penuh.
Struktur
dalam panggul yang harus dilindungi adalah rektum, sigmoid serta caput femoris
yang terkena radiasi lapangan lateral. Proktitis dan tenesmus merupakan efek
samping radiasi.
Radioterapi
Eksternal
Radioterapi
Eksternal Seluruh Panggul (whole pelvis)
Radioterapi
eksternal pada seluruh panggul (whole pelvis radiation) dapat digunakan
untuk radioterapi kanker serviks. Kebijakan apakah metastatis limfonodi
dimasukkan dalam target volume lapangan radioterapi eksternal whole pelvis
tergantung pada derajat histology, stadium tumor primer, pola infiltrasi tumor,
pola metastatis jauh. Dosis maksimum yang digunakan tergantung dari dosis toleransi
maksimal jaringan normal yang berada di panggul. Faktor yang mempengaruhi
besarnya dosis radiasi eksternal whole pelvis adalah umur penderita,
beberapa keadaan yang menyebabkan turunnya dosis toleransi. Bagian superior
panggul secara normal terisi oleh usus halus ileum yang bergerak bebas dengan
dosis toleransi maksimum adalah 4 Gy dan 50 Gy dalam 4,5 – 5 minggu, sehingga
dosis radiasi maksimum whole pelvis tidak boleh melebihi dosis toleransi usus
halus sebesar 45 Gy – 50 Gy.
CT scan
panggul menunjukkan vesica urinaria yang penuh terbukti dapat mendorong usus
halus ke superior, keluar lapangan radiasi whole pelvis, sehingga
disarankan pada saat radiasi whole pelvis, sebaiknya vesica urinaria
penuh.
Struktur
dalam panggul yang harus dilindungi adalah rektum, sigmoid serta caput femoris
yang terkena radiasi lapangan lateral. Proktitis dan tenesmus merupakan efek
samping radiasi.
Radioterapi
Brachiterapi
Brakiterapi
adalah radiasi dalam jarak yang dekat. Kelebihan brakiterapi adalah efek
samping yang didapat pasien lebih sedikit dan waktu rehabilitasi biasanya lebih
pendek. Sebelum brakiterapi biasanya dilakukan prosedur sinar-x atau CT scan
untuk mengetahui rencana perawatan yang akan dilakukan. Sumber radiasi
berbentuk kabel, lempengan yang dimasukkan ke dalam tumor untuk menyalurkan
radiasi dengan dosis tinggi. Sumber radioaktif ini adalah iridium-192 (HDR),
cesium-137 (LDR), iodine atau palladium.
Terdapat dua
jenis brakiterapi. Radiasi intrakaviter adalah salah satu jenis brakiterapi
dimana sumber radiasi ditempatkan pada suatu gagang dan dimasukkan ke dalam
organ tubuh, seperti uterus atau vagina. Alat/gagang itu dapat berupa pipa atau
silinder yang didesain agar pas ukurannya dengan bagian tubuh yang terbuka.
Alat tersebut dapat disimpan dengan tangan atau dengan bantuan mesin. Radiasi
interstisial, pada jenis ini sumber radiasi langsung dimasukkan pada jaringan
tubuh dan diletakkan langsung pada tumor. “High dose rate brachytherapy”
merupakan jenis brakiterapi yang baru yang sangat populer belakangan ini.
Sebuah mesin yang memiliki sumber radiasi dengan aktivitas yang sangat tinggi,
kemudian sumber itu disalurkan melalui kateter ke organ yang ada di dekat
tumor.
Brakiterapi
intracaviter pada karsinoma serviks uteri memungkinkan memberikan dosis yang
tinggi pada sentral tumor primer di serviks uteri untuk mendapatkan kontrol
tumor lokal yang maksimal tanpa melebihi dosis toleransi maksimal pada jaringan
normal sekitar tumor. Hal ini dimungkinkan karena uterus normal dan vagina
bersifat relatif radioresisten, sehingga penurunan dosis yang tajam pada jarak
2 cm dari source radiactive didalam seviks dan uterus serta vagina akan
melindungi jaringan normal sekitar serviks yaitu rektum, vesika urinaria dan
intestinum ileum.
Efek samping
dari brakiterapi spesifik di area yang akan diobati. Karena brakiterapi
memfokuskan radiasi di area yang kecil, maka hanya area itulah yang akan
dipengaruhinya.
Penyebab
utama terjadinya kanker serviks diduga kuat infeksi virus HPV (Human Papilloma
Virus). Kanker serviks pada stadium awal tidak menimbulkan gejala apapun. Gejala
baru timbul ketika sel-sel kanker serviks sudah menginvasi jaringan sekitarnya.
Sebelum dilakukan pengobatan, pasien menjalani diagnosa untuk menentukan pada
stadium berapa kanker serviks yang diderita. Hal ini akan menentukan metode
pengobatan berupa radioterapi yang akan digunakan.
Ada dua
macam metode radioterapi, yaitu radioterapi eksternal dan brakiterapi. Pada
radioterapi eksternal terdapat jarak antara sumber radiasi dengan kulit
penderita dengan Cobalt 60 atau linear accelerator. Linear accelerator
ditujukan ke area panggul. Biasanya diberikan 5 hari, @beberapa menit per hari
dalam seminggu selama 5-6 minggu. Dalam pemberian dosis, harus diperhatikan
jaringan normal di sekitar kanker agar jaringan tersebut tidak mengalami dampak
yang berarti. Pada radioterapi eksternal, besarnya dosis maksimal yang
diperkenankan adalah 50 Gy dalam 4,5 – 5 minggu.
Pada
brakiterapi terdapat dua macam metode, yaitu radiasi intrakaviter dan radiasi
interstisial. Radiasi intrakaviter adalah salah satu jenis brakiterapi dimana
sumber radiasi ditempatkan pada suatu gagang dan dimasukkan ke dalam organ
tubuh, seperti uterus atau vagina. Radiasi interstisial, pada jenis ini sumber
radiasi langsung dimasukkan pada jaringan tubuh dan diletakkan langsung pada
tumor. Brakiterapi pun ada dua tipe energi yang digunakan, yaitu High-Dose-Rate
(HDR) dan Low-Dose-Rate (LDR). Sumber yang digunakan yaitu iridium-192 (HDR),
cesium-137 (LDR), iodine atau palladium.